Ketika manusia merasakan kesunyiannya, ia akan mencari
penyebab dari kesunyian itu. Mereka reka upaya ingin menemukan siapa yg bisa ia
salahkan atas timbulnya kesunyian itu. Kadang bahkan dalam kesunyian, pikiran
manusia mudah menghakimi. Kesunyian sebenarnya muncul sebagai persembahan sang
batin kepada pikiran, agar kesadaran pikiran berupaya menemukan apa yg bisa
didapat dari rasa sunyi itu. Dalam kesunyian sesungguhnya ada banyak makna yg
bisa ditemukan. Dalam kesunyian kadang muncul kesadaran akan cinta, kasih dan
sayang yg amat mendalam kepada dunia ini dan kepada orang orang terkasih. Hanya
saja ego manusia menepisnya, sebab ia ingin memaksakan hatinya bahwa dia sedang
merasa sunyi karena tersakiti oleh yg lain. Padahal tidaklah demikian
adanya.... Kesunyian muncul sekedar mengawali kesadaran hati. Barang siapa
menemukan rasa indah dan mendapatkan pengertian atas rahmat kebijaksanaan dalam
sunyinya, maka ia akan tumbuh bersemi dalam dekapan pengetahuan. Yaitu
pengetahuan tentang dirinya sendiri dan diri sejatinya. Rasa sunyi bukanlah hal
yg menakutkan, hal itu sesungguhnya adalah momentum indah untuk merasakan saat
mendapatkan dan saat kehilangan, saat menerima dan saat memberi. Akhirnya
kebiasaan berteman dengan kesunyian akan memudahkan manusia saat menghadapi
masa-masa akhir perjalanannya. (BHA)
Comments
Post a Comment