Dasar dari pengetahuan yg diyakini oleh manusia yg tersebar
dari berbagai bangsa, memang telah melampau batas-batas mengagumkan. Namun
sejauh apapun pengetahuan itu telah ditemukan, tetap saja manusia tidak akan
percaya jika ada yg mengatakan bahwa ternyata pernah suatu masa Tuhan bisa
memasukan gajah ke dalam lubang jarum. Tentang apa yg dilakukan Tuhan itu, para
sarjana dan para cerdik pandai mustahil akan bisa mencari jawaban atas tindakan
Tuhan yg satu itu. Tentulah para sarjana dan para intelektual juga tidak
percaya akan aktivitas yg dilakukan Tuhan itu, mereka pasti akan menyangsikan
kebenarannya. Namun lihatlah faktanya: Pohon-pohon yg besar menjulang tinggi di
hutan, bukankah sebelumnya oleh Tuhan dimasukan ke dalam biji-bijian yg sangat
kecil ? Dan bahkan bukankah manusia juga oleh Tuhan dimasukan didalam sel telur
yg sangat kecil ? Jadi sebenarnya sangatlah mudah juga bagi Tuhan untuk
memasukan seekor gajah kedalam lubang jarum bukan ?. Oleh sebab keraguan akan
kebenaran Tuhan inilah, dalam mencari pengetahuan, manusia melakukan banyak hal
dengan cara membabi buta. Tujuan pengetahuan dirubah menjadi tradisi dan
doktrin yang selalu terkait dg pamrih keuntungan, bukan dengan dasar tujuan
untuk kesejahteraannya dan kedamaian umat manusia sendiri. Akhirnya manusia
berkompetisi dalam meraih pengetahuan. Sebelum menemukan kebenaran Tuhan,
biasanya manusia melakukan tindakan-tindakan yg menggelikan. Dan sebagai
pengingat atas kebenaran Tuhan tersebut, sebenarnya manusia harus mempelajari
keajaibannya sendiri, dengan menanamkan selalu pada generasi demi generasi
tentang: Apakah manusia itu sebenarnya ? Dan apa tujuan dari semua ini ? Maka
manusia akan menemukan damainya sebagaimana hakekatnya sebagai salah satu ras
yg telah disemai di bumi ini." (BHA)
Comments
Post a Comment