"Sebuah
kenangan oleh manusia terkadang diperlakukan sebagai beban berat yg ia pikul
selama hidupnya. Beban itu muncul karena manusia menginginkan kenangan itu
menjadi miliknya dan berlangsung abadi dalam kehidupannya, maka ia menderita
oleh harapannya sendiri. Padahal sebuah kenangan, meskipun hanya sebuah
momentum dalam waktu yang pendek, kalau bisa diresapi dan diterima apa adanya
akan memberikan motivasi bagi kehidupan manusia itu sendiri. Manusia secara
tidak sadar ingin menaklukan waktu, namun disisi lain manusia sangat minim
dalam menghargai sebuah kebersamaan. Kenyataannya setiap kejadian, kenangan,
perjumpaan, angan-angan, cita-cita, kebahagiaan dan keindahan di alam semesta
ini pun selalu diiringi oleh sang waktu. Tidak satupun dari mahkluk ciptaan
mampu memahaminya apalagi mengendalikannya. Namun bagi manusia yang unggul, ia
mampu mengalir bersamanya dan hidup di dalamnya. Ternyata... Sang Waktu hanya
bisa dipahami dengan jalan kepasrahan dan kebersyukuran total, diluar dari
jalan itu, manusia akan hidup dalam keraguan selama-lamanya dan hidup dalam
ketidakpedulian baik pada diri sendiri dan kepada sesamanya."(BHA)
Comments
Post a Comment